HIDENATION

WELLCOME

Minggu, 21 November 2010

Hak-hak DPR

Setiap manusia punya hak. Termasuk DPR. Cuma, DPR hak-nya bisa dihitung. Nggak kayak kita, hak kita banyak banget. Kalo dicatat, kertas yang ditulis penuh sangat (huhuhu...). Yap, ini dia hak-hak DPR beserta penjelasannya.

1. Hak inisiatif
Hak inisiatif yaitu hak DPR untuk mengajukan usul Rancangan Undang-Undang Dasar (RUU) atau Rancangan Peraturan Daerah (Raperda ) yang biasanya datang dari pemerintah atau presiden.

2. Hak amandemen
Hak amandemen yaitu hak DPR mengadakan atau mengajukan perubahan terhadap usulan RUU atau Raperda. Maksudnya, untuk menambah dan mengurangi RUU atau Raperda atas usulan Pemerintah atas Presiden.

3. Hak budget
Hak budget yaitu hak DPR untuk mengesahkan RAPBN ( Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang diajukan pemerintah yang juga merupakan pelaksana.

4. Hak angket
Hak angket yaitu hak anggota DPR mengadakan penyelidikan mengenai masalah tertentu. Hak atau usulan tersebut harus diajukan minimal 20 orang anggota DPR secara tertulis melalui ketua DPR.

5. Hak interpelasi
Hak interpelasi yaitu hak DPR meminta keterangan kepada pemerintah atau Presiden. Permintaan tersebut diajukan oleh anggota DPR minimal 10 orang secara tertulis melalui ketua DPR.

6. Hak bertanya
Hak bertanya yaitu setiap anggota DPR berhak mengajukan pertanyaan kepada pemerintah atau Presiden secara/ berbentuk tertulis. Pemerintah juga bertanya kepada DPR untuk hal-hal tertentu.

7. Hak petisi
Hak petisi yaitu hak DPR untuk mengajukan usul atau anjuran serta pertanyaan mengenai suatu masalah. Hak petisi ini ada hubungannya dengan lembaga tinggi negara.
Sumber lain, yakni dari salah satu anggota Yahoo! Answers, mengatakan, hak petisi yaitu hak untuk mengubah, menambah, atau mengurangi kebijakan pemerintah berdasarkan amanat rakyat.

Pendidikan Bagi Anggota DPR

Lucu, menyedihkan, dan memalukan! Tiga kata yang terbesit ketika saya menonton acara di salah satu stasiun televisi swasta beberapa waktu yang lalu.

Acara yang ditujukan untuk mengetes pengetahuan dasar beberapa anggota DPR, khususnya dari kalangan artis, tentang Pancasila dan Proklamasi mengundang tawa para pemirsa. Saya sangat prihatin akan kualitas pengetahuan dasar mereka. Jika falsafah dan sejarah bangsa ini tidak dihafal, apalagi dipahami, maka apa yang menjadi pijakan mereka ketika, “katanya”, memperjuangkan hak rakyat.

Lebih lucu lagi, ada di antara mereka yang tidak tahu apa saja hak-haknya sebagai anggota dewan yang terhormat. Menyedihkan sekali bukan? Padahal hak-hak mereka itu merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi rakyat. Tuan dan Nyonya yang terhormat, hal-hal dasar seperti itu seharusnya sudah anda ketahui sebelum berkantor di Senayan!

Okelah kalau begitu, terpaksa saya mengutip syair Warteg Boys karena apa yang hendak dikatakan lagi? Pengetahuan beberapa anggota dewan ini memang sangat dangkal. Oleh karena itu, para anggota dewan yang kebingungan dan malu karena ditonton oleh masyarakat Indonesia, harus diberikan pendidikan dasar berkaitan dengan hal-hal yang tidak diketahui oleh mereka tersebut. Pendidikan dasar berarti sama dengan pendidikan anak Sekolah Dasar. Biar lebih jelas, saya akan uraikan kesalahan atau ketidaktahuan mereka. Selanjutnya kita berikan jawaban yang tepat agar mereka menjadi tahu atau tidak mengulangi kesalahan yang sama. Semoga mereka membacanya, itu pun jika mereka suka membaca. Harusnya suka karena pasti harus memahami undang-undang yang halamannya tebal-tebal.

Hal pertama yang menjadi pertanyaan dari sang Host adalah mengenai isi teks Proklamasi. Sang Host ingin mengetes apakah salah seorang anggota dewan yang sering menjadi pemeran wanita di film-film nasional ini masih mengingat isi Proklamasi bangsa Indonesia yang fenomenal itu. Setelah ditanyakan, Ibu dewan tersebut hanya bias mengucapkan “Kami bangsa Indonesia”…..selanjutnya blank. Ia hanya bisa tertawa dan pastinya malu. Setelah itu saya tidak tahu apa yang dilakukannya. Mencari tahu isi Proklamasi seutuhnya atau menertawakan ketidaktahuannya. Baiklah, ini pelajaran dasar yang pertama tentang isi dari Proklamasi!

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17-08-1945

Atas nama Bangsa Indonesia

Soekarno – Hatta

Tidak susah mengingatnya bukan? Apa lagi ini sudah diajarkan ketika kita masih SD. Jikalau saudara/i sudah lupa maka sudah seharusnya diingat kembali hal-hal yang menjadi fundamental bangsa ini.

Baik, kita tinggalkan masalah Proklamasi dan kita simak kelucuan lain yang dilakukan teman-teman artis yang menjadi anggota dewan tersebut. Kali ini subjeknya adalah anggota dewan yang dulu sering menjadi pemeran pria di berbagai sinetron. Ia ditanyakan tentang bunyi sila ketiga Pancasila. Awalanya ia ingin merunut dari sila pertama, namun dipotong oleh sang Host karena yang ditanyakan hanya sila ke 3. Ia pun menjawabnya “Persatuan Republik Indonesia”. Jawaban itu pun langsung disandingkan dengan jawaban seorang anak SD yaitu “Persatuan Indonesia”. Hehehe…jawaban anak SD lebih tepat ketimbang wakil kita di Senayan ini. Pada visual yang lain, teman sejawatnya ditanya bunyi dari sila kedua namun tidak mau menjawabnya karena dianggapnya itu pertanyaan anak SD dan tidak pantas ditanyakan padanya. Saya yakin ia tidak tahu bunyi sila kedua Pancasila tersebut, jadi cari alasan untuk menghindar. Sekali lagi bapak-bapak yang terhormat, kita hafal sama-sama isi Pancasila ya. Kalau belum hafal, bagaimana bisa menghayati dan mengimplementasikannya? Jadi inilah isi Pancasila :

Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Khidmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Parade kekonyolan beberapa anggota DPR tidak sampai di situ saja, tetapi yang lebih menyedihkan mereka tidak tahu apa hak-hak yang dimiliki seorang anggota dewan. Mungkin karena terlalu ‘fokus” dengan kewajiaban sebagai wakil rakyat jadi lupa, padahal hak dan kewajiban mereka saling berkaitan erat. Justru kewajiban anggota DPR merupakan implementasi dari penggunaan hak mereka secara maksimal. Lagi-lagi seorang ibu dewan yang juga merupakan bintang sinetron tidak tahu defenisi dari Hak Angket yang sedang ramai menghiasi layar kaca. Kalau tidak tahu, harusnya bertanya pada suami atau teman-teman anggota dewan yang lain. Tolong diingat bahwa hak anggota DPR RI ada banyak, namun ada tiga hak yang utama yaitu:

1. Hak mengeluarkan pendapat
2. Hak Angket : hak untuk menyelidiki kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
3. Hak Interpelasi : hak untuk meminta penjelasan pemerintah terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan

Selain ketiga hak di atas, anggota dewan juga memiliki beberapa hak seperti hak budget, hak imunitas, hak protokoler, hak legacy, dan hak-hak lainnya.

Menurut saya ini baru sebatas hal-hal dasar yang mudah untuk dipelajari. Bagaimana jika mereka dihadapkan pada persoalan yang lebih pelik? Apakah mereka bisa suarakan aspirasi konstituen yang diwakili dan bersikap kritis terhadap kebijkan pemerintah? Jujur saya pesimis. Pertanyaannya, apakah mereka serius memperjuangkan nasib rakyat? Kalau serius mengapa hal-hal mendasar saja tidak serius dipelajari? Itulah wajah wakil rakyat kita saat ini. Semakin lama DPR tidak lagi menjadi media perjuangan bagi rakyat. Kami tunggu janjimu “wakil rakyat”!

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

« Extreme Indonesia 2009
Nokia 3720 classic: Ponsel kekar Tahan Banting »
PostHeaderIcon Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
September 20th, 2008 | Author: jelajah

Sehari-hari dimana saja dan kapan saja, tidak jarang kita jumpai berbagai macam kecelakan, dengan akibat luka ringan maupun berat.
Menilik dari hal tersebut, diharapkan kita dapat menguasai dan menerapkan pengetahuan tentang pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan/Gangguan Yang Diakibatkan Oleh Aktifitas di Alam Bebas :
1.Gangguan Umum
a. Shock
Tanda-tanda :
- Kesadaran menurun, denyut nadi cepat, lemah dan kemudian menghilang.
- Kulit pucat, dingin dan lembab.
- Nafas dangkal tidak teratur.
- Mata hampa, suram.
- Penderita merasa pusing, mual.

Penyebab :
- Tekanan emosi hebat
- Kehilangan darah atau cairan
- Keracunan

Pertolongan :
- Baringkan penderita dengan kepala lebih rendah, kecuali pasien menderita gegar otak dan patah tulang.
- Kendorkan pakaian, beri selimut.
- Jangan beri minum.

b. Pingsan
Tanda-tanda :
- Penderita tidak sadar, terbaring tidak bergerak, terkadang sangat gelisah.
- Pernafasan ada nadi berdenyut.

Penyebab :
- Kurang memeproleh zat asam.
- Terlalu kepanasan/kedinginan, kesakitan.
- Keracunan
- Penyakit kronis, ginjal, jantung, diabetes, dsb.

Pertolongan :
- Baringkan penderita ditempat teduh dan udara segar.
- Bila wajah pucat, kepala direndahkan (sebaliknya).
- Buka/longgarkan pakaian.
- Bila penderita muntah, letakkan kepala dalam posisi miring, untuk mencegah muntahan terselak masuk ke paru-paru.
- Beri penyegar (decologne) atau amoniak agar segera sadar.

c.Mati suri
Tanda-tanda :
- Kesadaran diantara pingsan dan mati.
- Pernafasan tidak nampak.
- Nadi tidak teraba.
- Wajah pucat kebiru-biruan.
Penyebab :
- Tidak dapat bernafas
- Menghirup gas beracun.

Pertolongan :
- Lakukan seperti penderita pingsan.
- Bersihkan jalan nafas.
- Segera bawa ke dokter.

2.Kejang otot (Kram)
Penyebab :
- Terlalu letih
- Karena dingin/panas
- Kekurangan garam, rendahnya kadar mineral.
- Bernafas terlalu cepat ketika tidak diperlukan, sehingga menghalangi pemakaian kalsium oleh tubuh.

Tanda-tanda :
- Rasa sakit yang terus menerus, berlangung selama beberapa detik sampai beberapa jam.

Pertolongan :
- Dengan merenggangkan otot tersebut, bila kejang dibetis, berdiri dengan bertumpu pada jari kaki atau mendorong bagian depan kaki ke atas dan memijit otot yang kejang kearah jantung.
- Bila yang menderita kejang adalah otot lengan atas depan, pijitlah otot tersebut dengan satu tangan dan mintalah bantuan teman anda untuk meluruskan siku tersebut.

3.Terkilir (Reptura Tendo)
Yaitu terlepasnya tendo dari tulang/otot (Tendo adalah penghubung antara tulang/sendi).
Tanda-tanda :
- Seseorang yang menderita reptura tendo atau terkilir biasanya terdengar suaranya.
- Rasa sakit yang hebat sehingga orang tersebut menggeliat kesakitan dan memegang otot tersebut dalam posisi konstraksi.
- Ia tidak akan membiarkan otot tersebut digerakkan, bahkan biasanya tidak akan mau diperiksa, kecuali bila telah menerima obat penghilang rasa sakit.
- Membengkak sakit selama beberapa hari dan timbul tanda biru/hitam.

Penyebab :
- Konstraksi otot yang kuat yang terjadi dengan tiba-tiba.
- Otot yang tegang dan tidak fleksibel mudah menderita reptura tendo.

Pertolongan :
- Rest : istirahat
- Ice : pendinginan
- Compression : penekanan
- Elevation : pendinginan bagian tubuh yang cidera
- Segera hubungi dokter

4.Dislokasi (sendi meleset)
Yaitu terlepasnya sendi dari tempat yang seharusnya.
Dislokasi sendi rahang
Penyebab :
- Menguap atau tertawa terlalu lebar
- Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka.

Pertolongan :
- Mempergunakan ibu jari yang ditekankan ke rahang, ibu hari sebelumnya dibalut terlebih dahulu.
Caranya, rahang tersebut ditekankan kebawah dengan kedua ibu jari tersebut diletakkan digeraham yang paling belakang, tekanan harus mantap tetapi pelan-pelan, bersamaan dengan penekanan tersebut, jari-jari yang lain mengangkat dagu penderita keatas.

Dislokasi sendi bahu
Pertolongan :
- Perhatikan apakah ada patah tulang.
- Apabila tidak ada, cedera ditekan dengan telapak tangan/kaki. Sementara itu lengan penderita ditarik sesuai dengan arah kedudukan ketika itu, tarikan harus dilakukan dengan pelan dan semakin lama dan semakin kuat, kemudian dengan hati-hati lengan atas diputar (arah jauhi tubuh) hal ini sebaiknya dilakukan dengan siku berlipat. Dengan cara ini diharapkan ujung lengan atas akan menggeser kembli ketempat semula.

Dislokasi sendi paha (pinggul)
Penyebab :
- Lutut membentur, paha terdorong kebelakang dan terlepas dari sendinya.

Tanda-tanda :
- Lutut terputar kedalam, paha terkunci mendekati garis tengah tubuh, bila digerakkan terasa nyeri.
Usahakan jangan digerakkan, bawa segera ke rumah sakit.

5.Patah Tulang
a. Patah tulang stress
Tanda-tanda :
- Tidak tampak
- Sakit bila ditekan dari atas dan dari bawah.
- Sakit ringan dan semakin sakit bila terus digunakan.
Penyebab :
- Kaki yang mempunyai lengkungan yang tinggi, sehingga sebagian besar gaya langkah terpusatkan pada tulang dan kaki.

Pertolongan :
- Istirahatkan bagian tubuh yang sakit.

b. Patah tulang komplet
Tanda-tanda :
- Rasa sakit yang hebat disertai dengan pembengkakan.
- Bila memutuskan pembuluh darah darah dapat mengakibatkan pendarahan.

Penyebab :
- Kekerasan dari luar, terpukul benda-benda keras, tertembak terjatuh dan sebagainya.

Pertolongan :
- Mencegah pendarahan
- Mencegah gugat
- Mencegah rasa nyeri
- Mencegah infeksi
- Pembalutan/pembidaian.

6.Perdarahan Pembuluh Nadi
Tanda-tanda :
Darah keluar menyembur sesuai dengan denyut jantung, darah yang keluar berwarna merah segar.

Pertolongan :
- Menekan ditempat perdarahan dengan kain, setelah luka dibersihkan.
- Usahakan bagian yang mengalami perdarahan lebih tinggi dari letak.
- Jika belum berhasil, hentikan perdarahan dengan memijit pembuluh nadi (arteri) antara luka dengan jantung (diatas posisi luka)
- Dengan memasang touniquet (dikendorkan tiap 15 menit)

7.Keracunan
Racun bisa masuk ketubuh melalui :
a. Pernafasan
Tanda-tanda :
- Banyak keluar air liur dan air mata
- Batuk-batuk
- Warna muka merah

Pertolongan :
- Bawa secepatnya ketampat yang bebas gari gas beracun tersebut.
- Tidurkan terlentang dan beri selimut.
- Bila perlu beri penafasan buatan jangan dari mulut ke mulut.
- Segera bawa ke rumah sakit
b. Melalui kulit
Pertolongan :
- Pakaian yang terkena racun dilepas
- Bagian tubuh yang terkena racun disiram dengan air dingin terus menerus.

c. Melalui makanan
Keracunan Botulinum (banyak dijumpai pada makanan dalam kaleng)
Gejala :
- Muncul secara mendadak 18-36 jam sesudah memakan makanan tersebut
- Lemah badan, disusul penglihatan kabur dan ganda.
- Penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.

Pertolongan :
- Hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan menyuntikkan serum antitoksin khusus untuk Botulinum.

Pencegahan :
- Sebelum dihidangkan, makanan dalam kaleng dibuka kemudian direbus bersama kalengnya didalam air sampai mendidih.

Keracunan jamur
Gejala :
- Muncul dalam jarak beberapa menit sampai 2 jam sesudah makan jamur beracun tersebut.
- Sakit perut yang hebat, mencret.
- Banyak berkeringat
- Mental kacau
- Pingsan
Pertolongan :
- Usahakan agar muntah
- Bilas lambung
- Bila perlu berikan pernafasan buatan.

Sumber : Dari Berbagai Sumber

p3k alam terbuka

Staf Dinas Kesehatan Pemko Banjarbaru

I. Pendahuluan

3 K secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan / dilakukan oleh orang yang terlatih atau memahami tentang seluk-beluk anatomi-kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan ataupun pengalaman.

Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan yang pertama sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari P3K sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin. Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolong pun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus ataun sesuai prioritas yang mengancam nyawa.

Dalam kesempatan ini akan dibahas P3K secara praktis pada kasus-kasus darurat yang sering kita amati dan alami di sekitar kita

II. Pertolongan Pertama Pada Kasus Tenggelam

Kasus tenggelam merupakan kasus yang sering terjadi pada wilayah perairan seperti di Indonesia, terutama daerah sungai atau pantai. Perlu diketahui adanya perbedaan media air sebagai sumber persoalan; air asin atau air tawar. Tetapi pada prinsipnya dalam P3K kasus tenggelam adalah sesegera mungkin mengangkat korban tenggelam ke permukaan air atau daratan. Hal ini tentu akan dilakukan oleh orang yang sangat terlatih dalam hal berenang, sehingga penolong pun tidak menjadi korban berikutnya. Setelah korban tenggelam ini dapat dikeluarkan dari air, maka mengusahakan untuk membebaskan fungsi pernapasan; dan mengeluarkan air yang sudah terminum dengan cara merangsang terjadinya refleks muntah (bagi pasien sadar), sedangkan bagi korban tak sadar/ koma kita harus menghindari terjadinya aspirasi (masuknya air dalam saluran napas) serta sesegera mungkin dibawa ke fasilitas kesehatan yang memadai. Kegawatan pada korban tenggelam adalah terjadinya kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya cairan(air tawar/ asin) ke dalam jaringan paru yang dapat menyebabkan gangguan fungsi respirasi. Semakin cepat diketahui/ ditolong korban tenggelam maka semakin lebih baik dan mudah untuk penanganan selanjutnya.

III. Pertolongan Pada Luka Bakar

Terpenting dalam pertolongan pertama pada luka bakar adalah segera membebaskan korban dari sumber luka bakar kemudian mengatasi nyeri. Terbakarnya permukaan tubuh membuat sensasi nyeri yang sangat hebat, terutama pada luka bakar yang tidak terlalu dalam, sehingga syaraf-syaraf nyeri banyak mengalami rangsangan. Selain itu juga perlu mendapat perhatian sumber penyebab luka bakar itu apa? Api dan air/ uap panas sangat berbeda, begitu juga dengan lokasi tubuh yang terbakar. Sangat berbahaya adalah mengirup uap panas, hal ini akan segera menyebabkan udema jaringan saluran napas, sehingga terjadi obstruksi saluran napas.

Mengurangi perasaan nyeri yang paling ideal adalah air bersih yang dingin. Seringkali terjadi kesalahan dalam penanganan luka bakar pada tahapan ini. Penggunaan bahan selain air bersih merupakan hal yang sangat tidak menguntungkan bagi korban, karena selain air yang bersih dapat menyebabkan semakin kotornya permukaan luka, mempersulit pembersihannya pada saatnya nanti dan dapat menambah rangsangan nyeri itu sendiri. Kalau memungkinkan berikanlah siraman air mengalir.

IV. Pertolongan Pertama Pada Gigitan Binatang

Sebagai pedoman dasar pada setiap luka gigitan, maka yang utama dilakukan adalah mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka tersebut. Seringkali luka yang ditimbulkan tidak sampai mengeluarkan darah, seyogyanya luka tersebut diperlebar secukupnya sampai penolong dapat mengeluarkan darah yang tercemar itu. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.

V. Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang

Dalam penanganan patah tulang (fraktur) yang penting diperhatikan adalah ; mencegah komplikasi lebih parah, mencegah perdarahan, mencegah infeksi. Secara teoritis patah tulang dibagi menjadi 2; patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Penanganan pertama pada patah tulang secara prinsipil adalah menghindari gerakan-gerakan/gesekan-gesekan pada bagian yang patah. Tindakan ini dapat dilakukan pembidaian/ pasang spalk dengan menggunakan kayu atau benda yang dapat menahan agar kedua fraksi yang patah tidak saling bergesekan. Selain itu, khusus pada patah tulang terbuka, maka penolong juga mencegah agar luka tersebut tidak terkontaminasi dengan kotoran/ infeksi. Pada patah tulang vertebra, yang perlu diperhatikan adalah saat pengangkatan korban harus dalam keadaan vertebranya lurus, artinya korban harus diletakkan pada alas kasur yang keras, untuk menghindari cedera saraf pada vertebra. Patah tulang vertebra termasuk yang sangat gawat apabila daerah frakturnya sekitar leher, karena dapat menyebabkan kelumpuhan total pada seluruh anggota badan. Fraktur pada tulang tengkorak dapat menyebabkan kematian mendadak, sehingga seringkali pertolongan pertama pun tidak sempat dilakukan.

VI. Kompleksitas Pada Pertolongan Pertama

Tidak jarang terjadi korban kecelakaan dengan multiple injury, sehingga mempersulit bagi penolong. Pada keadaan demikian ini berlaku ? skala prioritas?. Terpenting adalah menjaga system saluran pernapasan dan detak jantung berfungsi dengan baik, sehingga kita masih dapat menyelamatkan nyawa korban. Pada kecelakaan massal seperti kecelakaan pesawat terbang, tanah longsor, kebanjiran dan sebagainya maka dikenal adanya ? Samaritan law?, yaitu penolong berhak menilai korban yang masih layak untuk ditolong dengan kemungkinan harapan hidup masih tinggi, setelah meraka teratasi, barulah korban-korban yang berikutnya. Hal ini tergantung juga dari jumlah personil penolong.

Setiap usaha pertolongan berarti diawali dengan niat yang baik, sehingga untuk menghasilkan hasil yang baik diperlukan ketrampilan serta pengetahuan yang cukup agar tidak terjadi kesalahan dalam bertindak. Tidak jarang di Emergency suatu Rumah Sakit tertentu para korban yang sudah kita tolong justru sudah meninggal, hal ini berarti kita tidak berhasil. Paling tidak usaha kita sudah maksimal disertai dengan kecermatan saat-saat kita menolong korban, tetapi tidak juga berhasil maka bukan berarti kita gagal, tetapi memang proses perjalanan kehidupan sudah sampai waktunya.

p3k aneh

FIRST AID TEXT
English Indonesian
Disclaimer + Info Penafian Info
1. Software 1. Perangkat lunak
First Aid on your Mobile Bantuan pertama pada Mobile
Version: Versi:
Release: 2008-10-14 Release: 2008-10-14
Copyright: Kai Kajus Noack Hak Cipta: Kai Kajus Noack
Licence: Creative Commons License: Creative Commons
This program is supposed to give information on first aid. However, it does not represent a substitute to a first aid course. It rather serves you refreshing your already acquired knowledge. Program ini ditujukan untuk memberikan informasi tentang bantuan pertama. Namun, tidak mewakili pengganti untuk bantuan yang pertama saja. Ia bukan melayani Anda menyegarkan Anda telah diperoleh pengetahuan.
2. Disclaimer 2. Penafian
Please note that I take no responsibility for consequences resulting from the use of the software. Harap dicatat bahwa saya tidak mengambil tanggung jawab untuk konsekuensi yang dihasilkan dari penggunaan perangkat lunak.
ANY LIABILITY IS EXCLUDED! Setiap tanggung jawab adalah dikecualikan!
USE AT YOUR OWN RISK! Menggunakan di resiko anda sendiri!
In all emergencies, please seek professional help immediately. Dalam semua keadaan darurat, harap segera mencari bantuan profesional.
3. Project Development 3. Proyek Pembangunan
The program is supposed to become multilingual. Voluntary Translators needed!! Program ini ditujukan untuk menjadi multi. Translators sukarela diperlukan!
Further information is available on the Internet www.firstai.de or write an email to: @firstai.de Informasi lebih lanjut tersedia di Internet www.firstai.de atau menulis email ke: @ firstai.de
To save one life is to have saved the world. Untukmenyimpan satu kehidupan adalah untuk menyimpan dunia.
Emergency Calls Panggilan darurat
(see names of countries below) (lihat nama negara di bawah ini)
General Conduct Perilaku Umum
1. Always perform first aid. You cannot make any mistakes. 1. Selalu melakukan bantuan pertama. Anda tidak dapat membuat kesalahan apapun.
2. Always pay attention to your own safety. 2. Selalu memperhatikan keselamatan Anda sendiri.
3. Examine the situation and secure the accident place. 3. Memeriksa situasi aman dan tempat kecelakaan.
4. Emergency call + First Aid measures! 4. Panggilan darurat Pertama Bantuan tindakan!
5. If there are several casualties, the treatment of the most harmed has priority. 5. Jika terdapat beberapa korban, perlakuan yang paling dirugikan telah prioritas.
6. Always try to calm down the person concerned. Stay calm yourself! 6. Selalu mencoba untuk turun tangan yang bersangkutan. Bertenang sendiri!
7. If possible lay her/him down comfortably. Never give alcohol, nicotine or drugs to a person who is the victim of an accident. 7. Jika mungkin meletakkan akhir-akhir ini nyaman. Jangan memberikan alkohol, nikotin atau obat untuk seseorang.
Allergic Reaction Reaksi alergi
1. Phone for an ambulance immediately. 1. Telepon untuk ambulans segera.
2. Try to calm down the casualty and let him sit comfortable. 2. Coba untuk turun tangan mengatasi masalah orang tewas dan hendaklah ia duduk nyaman.
3. Remove allergic causing matter (e.g. sting of a bee) carefully. 3. Hapus alergi menyebabkan masalah (misalnya dari tongkat jalan) dengan hati-hati.
4. Cool affected skin (wet compress, ice). 4. Tenang terpengaruh kulit (kompres basah, es).
5. If casualty has an antidote, he should use it (help him). 5. Jika mangsa memiliki anti, dia harus menggunakannya (menolongnya).
6. Monitor casualty's condition until ambulance arrives. 6. Memantau kondisi korban sampai ambulans datang.
7. If casualty loses consciousness or breathing stops, follow appropriate instructions! 7. Jika mangsa kehilangan kesadaran atau berhenti bernapas, ikuti sesuai petunjuk!
Amputation Amputasi
Amputated body part can be reattached again. Goal: Keep amputated part cool until you arrive at hospital. Kutung tubuh bagian dapat reattached lagi. Tujuan: Jauhkan kutung bagian dingin sampai Anda tiba di rumah sakit.
1. Calm the person, lay him/her down, and cover with blanket. 1. Tenang orang, meletakkan dia turun, dan menutup dengan selimut.
2. Stop the bleeding, see 'Bleeding (severe)' and 'Shock'. 2. Menghentikan pendarahan, lihat 'Bleeding (parah)' dan 'Shock'.
3. Wrap amputated part in a clean and dry cloth, and put it into a waterproof plastic bag. 3. Wrap kutung bagian dalam kain bersih dan kering, dan memasukkannya ke dalam kantong plastik tahan air.
4. Close this plastic bag and put it into another plastic bag, that contains cool water/ice. 4. Tutup kantong plastik dan memasukkannya ke dalam kantong plastik lain, yang berisi air dingin/es.
5. Do not give alcohol, cigarettes or food to casualty (in case of a surgery with anaesthesia in hospital). 5. Jangan memberikan alkohol, rokok atau makanan untuk korban kecelakaan (dalam kasus sebuah operasi dengan anestesi di rumah sakit).
6. Do not freeze the amputated part (just keep it cool). 6. Jangan membekukan bagian yang kutung (hanya tetap tenang).
7. Call emergency or drive casualty to hospital yourself. 7. Panggilan darurat atau drive korban kecelakaan ke rumah sakit sendiri.
Animal bite Gigitan Hewan
Attention: High danger of infection. Result could be infection, tetanus, rabies. Perhatian: Tinggi bahaya infeksi. Hasil dapat nanah, tetanus, Rabies.
1. Wash wound with hot soapy water. 1. Cuci luka dengan sabun air panas.
2. Afterwards disinfect the wound. 2. Setelah itu luka menggunakan disinfeksi.
3. If there is severe bleeding, elevate the person's upper body. 3. Jika ada pendarahan parah, yang mengangkat seseorang atas tubuh.
4. Apply an aseptic bandage. 4. Terapkan aseptik pembalut.
5. Go to a hospital or call emergency doctor. 5. Pergi ke rumah sakit atau dokter panggilan darurat.
Apnoea Apnoea
No breathing sounds or breath movements, noticeable discolouration of the skin. Tidak bernafas atau suara nafas pergerakan, terlihat dari warna kulit.
1. Emergency call. 1. Panggilan darurat.
2. Lay casualty on his/her back. 2. Lay tewas pada kembali.
3. Remove any substances from the mouth and throat. Stretch head backwards. 3. Hapus substansi dari mulut dan tenggorokan. Tegangkan kepala ke dalam leher.
4. Pinch the nose, so that nose is closed. 4. Dorong ala dari hidung bersama, sehingga hidung ditutup.
5. Take a deep breath and put your mouth onto the mouth of the casualty, that no air can leak. 5. Ambil nafas mendalam dan menempatkan Anda mulut ke mulut yang tewas, udara yang tidak dapat bocor.
6. Breath out slowly and fully. 6. Keluar nafas perlahan-lahan dan sepenuhnya.
7. If without success: Do breathing as long as ambulance arrives. 7. Jika sukses tanpa: Apakah bernapas selama ambulans datang.
Asthma Asma
Heavy breathlessness. Wheezing respiratory noise. Anxieties. Breathlessness berat. Wheezing pernafasan kebisingan. Anxieties.
1. Calm the person. Stay calm yourself! 1. Menenangkan orang. Bertenang sendiri!
2. Loosen clothing. 2. Kendurkan pakaian.
3. Let casualty sit and lean forward, encourage him/her to breath slowly and deeply. 3. Mari tewas dan duduk bersandar ke depan, untuk meminta nafas perlahan dan mendalam.
4. If casualty has an inhalator, he should use it (help him). After 5-10 min it should take effect. 4. Jika mangsa memiliki inhalator, dia harus menggunakannya (menolongnya). 5-10 menit setelah itu harus berlaku.
5. If there is no improvement: Use inhalator every 5 min until ambulance arrives. 5. Jika tidak ada perbaikan: Gunakan inhalator setiap 5 menit sampai ambulans datang.
6. Emergency call. 6. Panggilan darurat.
7. If apnoea (cessation of breathing) occurs, follow instructions given for apnoea. 7. Jika apnoea muncul, mulai dengan bernafas.
Back Injury Kembali Cidera
Pain in the back, numb arms and legs. Sakit di bagian belakang, kaku tangan dan kaki.
1. Do not move the casualty!! 1. Jangan memindahkan mangsa!
2. Hold the head so that the person lies still (keep their head stationary) 2. Pegang kepala jalan orang yang terletak stabil (kepala mereka tetap tak berubah)
3. Stabilize the casualty with bolsters on either side. 3. Menstabilkan tewas dengan bolsters di samping.
4. Calm the person. 4. Menenangkan orang.
5. Emergency call, point out the back injury. 5. Panggilan darurat, tunjukkan bagian belakang cedera.
Birth Lahir
Outflow of amniotic fluid. Contraction pains occur. Unexpected birth. Keluar dari cairan amniotic. Kontraksi kesakitan terjadi. Kelahiran tak terduga.
1. Pay attention to privacy and keep calm! - Emergency call. 1. Perhatikan privasi dan bertenang! - Panggilan darurat.
2. Let the pregnant woman bare the lower part of her body, and sit down on a sterile underlay with spread legs. 2. Biarkan wanita hamil telanjang bagian bawah tubuhnya, dan duduk di steril underlay menyebar dengan kaki.
3. Angle the knees. Pull up the legs. Position the basin slightly upward. - Birth is a natural process and runs mostly without complications. 3. Sudut lutut. Menaikkan kaki. Posisi cekungan yang sedikit ke atas. - Yang lahir adalah proses alami dan berjalan tanpa banyak komplikasi.
4. Calm the woman, let her concentrate on her breathing: Breathe in through nose, breathe out through mouth (in normal speed). 4. Tenang perempuan, biarkan dia berkonsentrasi pada pernafasan: nafas melalui hidung, bernafas melalui mulut (dalam kecepatan normal).
5. Rhythm of pressing: Take a deep breath, hold breath, and press. As soon as the baby's head appears, support by taking hold of it with both of your hands. 5. Ritme dari menekan: Ambil nafas mendalam, tahan nafas, dan tekan. Segera setelah kepala bayi muncul, dukungan oleh perebutan dengan kedua tangan Anda.
6. After the childbirth: Hold the baby on a slant with head down to liberate the airways from amniotic fluid. (You may have to suck out the fluid from the baby's nose by mouth.) The baby must breathe and cry! 6. Setelah melahirkan: Pegang bayi slantly dengan kepala di bawah untuk membebaskan Airways dari cairan amniotic. (Mungkin Anda harus keluar dari menyedot cairan dari hidung bayi dengan mulut.) Bayi harus bernafas dan menangis!
7. Bind off the umbilical cord 30 cm away from the child (can also be done in hospital). Keep the vagina of the mother sterile. 7. Off mengikat tali pusat 30 cm dari anak (dapat juga dilakukan di rumah sakit). Menutupi vagina dari ibu steril.
8. Dry the baby and keep it warm. Note the time and drive to the hospital. 8. Kering dan bayi itu tetap hangat. Catatan waktu dan berkendara ke rumah sakit.
Bleeding light Pendarahan cahaya
Goal: Stop the bleeding. Tujuan: Menghentikan pendarahan.
1. Do not touch the wound (danger of infection). 1. Jangan sentuh luka (bahaya infeksi).
2. Do not treat wound with powder, salves or sprays. 2. Jangan memperlakukan luka dengan bubuk, salves atau sprays.
3. Wound treatment: cover with sterile material and a bandage. 3. Perawatan luka dengan steril dan bahan pembalut.
4. For slight bleeding a plaster is often sufficient. 4. Untuk sedikit pendarahan yang sering turap memadai.
5. If wound is large-scale, use a wound cover and a bandage. Do not apply bandage too tight, as a stasis can lead to increased bleeding. 5. Jika luka adalah skala besar menggunakan penutup luka dan pembalut. Jangan berlaku untuk perban ketat, sebagai stasis dapat mengakibatkan pendarahan meningkat.
6. Note: Wounds as a result of the bite from a rabid animal have to be washed with soapy solution. 6. Catatan: yang Rabies terluka harus dicuci dengan sabun solusi.
Bleeding severe Pendarahan parah
Splashing, pulsating blood. Danger: Choking because of blood loss, infections, death. Goal: Stop the bleeding. Pukulan ombak, pulsating darah. Bahaya: sesak nafas karena kehilangan darah, infeksi, kematian. Tujuan: Menghentikan pendarahan.
1. Remove clothes (cut if necessary) and reveal wound. 1. Hapus pakaian (memotong jika perlu) dan memperlihatkan luka.
2. Wrap a bandage or, if necessary, a garment with pressure around the wound. 2. Letakkan sebuah pembalut atau jika perlu pakaian dengan tekanan di sekitar luka.
3. Exert pressure for at least 10 min. 3. Berusaha untuk tekanan setidaknya 10 menit.
4. If bandage is soaked with blood, do not remove it. Instead wrap another bandage/garment around it. 4. Jika perban direndam dengan darah, tidak menghapusnya. Tetapi lain perban bungkus / pakaian di sekelilingnya.
5. Place the affected limb (if not broken) higher than the heart to reduce amount of blood pressure. If possible lay down casualty. 5. Simpan ukuran anggota (jika tidak rusak) lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi jumlah tekanan darah. Jika mungkin menetapkan tewas.
6. If bleeding does not stop, keep pressure on wound, and set additional pressure point on wound: For a bleeding of the forearm compress the upper arm (press vein at inner side of arm, in the middle of elbow and arm-pit, using your fingers). For bleeding of leg, set pressure point in groin (press vein at crook of groin, where artery leads over pelvic bone, using the ball of your hand). 6. Jika pendarahan tidak berhenti, menjaga tekanan pada luka, dan mengatur tekanan tambahan pada titik luka: Untuk pendarahan dari tangan kompres pada lengan atas (tekan pembuluh darah di samping lengan batin, di tengah siku dan lengan-lubang, Anda menggunakan jari). Pendarahan dari kaki untuk menetapkan titik tekanan di kunci paha (tekan pembuluh darah di lengkung dari kunci paha, di mana lebih dari arteri lead tulang panggul, Anda menggunakan bola dari tangan).
7. Call emergency doctor immediately. 7. Panggilan darurat dokter segera.
8. As soon as bleeding is under control: Initiate anti-choking measures. 8. Secepat adalah pendarahan di bawah kontrol: Memulakan tindakan cok tindakan.
Brain Concussion Gegar otak
Headache, nausea, vomiting. Impaired vision. Unconsciousness can occur. Sakit kepala, mual, muntah. Impaired visi. Ketidaksadaran dapat terjadi.
1. Lay down person concerned. 1. Menetapkan orang yang bersangkutan.
2. Emergency call. 2. Panggilan darurat.
If bleeding from head: Jika pendarahan di kepala:
1. Lay down casualty, with the head elevated (on pillow). 1. Menetapkan tewas, posisi kepala ditinggikan (pada bantal).
2. Do wound-treatment (use head-bandage). 2. Apakah luka-perlakuan (menggunakan kepala-pembalut).
3. Emergency call. 3. Panggilan darurat.
Breathing Bernafas
(see Apnoea) (lihat Apnoea)
Breathlessness Breathlessness
(see Asthma) (lihat Asma)
Burning (slight) Burn cahaya
Redness of skin. Mild swellings. Pain. Kulit kemerahan. Swellings ringan. Sakit.
1. Hold area involved under cool water. 1. Tahan bersangkutan di bawah air dingin.
2. Apply wet bandage loosely. 2. Terapkan Firmware perban basah.
Burning (severe) Burn parah
Spotted white-red areas, blistering. Skin loses fluid. Deep damage of tissue. Strong pain or no pain (because of burned nerves). Spotted merah putih-daerah, blistering. Kulit kehilangan cairan. Deep kerusakan jaringan. Kuat sakit atau tidak sakit (karena dibakar saraf).
1. Remove clothes as much as possible. 1. Hapus pakaian sebanyak mungkin.
2. Cool burned body parts with water (about 15°C, 59°F) up to 10 min, until pain reduces. 2. Tenang bagian tubuh yang dibakar dengan air (sekitar 15 ° C, 59 ° F) hingga 10 menit, hingga mengurangi rasa sakit.
3. If burning is extensive, just use wet cloths to cool. 3. Jika pembakaran tersebut luas, hanya menggunakan kain basah untuk sejuk.
4. Emergency call. 4. Panggilan darurat.
5. After cooling, do the wound treatment: Use a sterile dressing. Do not apply fluids (no creams, oils, ointments etc.). Do not pierce the blisters. 5. Pendinginan setelah melakukan perawatan luka: Gunakan rias steril. Jangan berlaku cairan (tidak creams, minyak, ointments dll). Jangan melecur apabila yang mencolok.
6. Control breathing and consciousness of the person until emergency doctor arrives. 6. Kontrol pernafasan dan kesadaran dari orang yang darurat sampai dokter datang.
Check Breathing Periksa pernafasannya
1. Check breathing sounds. 1. Periksa bernafas suara.
2. Diagnose breathing in the upper abdomen (lay your hand on it). 2. Mendiagnosis bernafas di atas perut (meletakkan tangan anda di dalamnya).
3. Sense breathing at nose and mouth. 3. Rasa bernafas di hidung dan mulut.
Chemical Burn (Eyes) Chemical Burn (Mata)
1. Emergency call, point out chemicals. 1. Panggilan darurat, menunjukkan bahan kimia.
2. Flush eye with much water. Cover healthy eye during flushing. 2. Siram dengan banyak air mata. Penutup mata sehat selama pembilasan.
3. Lead the water jet from inner angle of eye to outer angle of eye. Clean for at least 20 min under clear water. 3. Jet air Mengarah batin dari sudut mata ke sudut luar mata. Bersih sekurang-kurangnya 20 menit di bawah air bersih.
4. Close both eyes of the casualty and bind with wet cloth. 4. Tutup kedua mata yang tewas dan ikat dengan kain basah.
5. Monitor condition until ambulance arrives. 5. Memantau kondisi sampai ambulans datang.
Chemical Burn Chemical Burn
Injury of tissue. Cedera tisu.
1. Mind self-protection! 1. Pikiran perlindungan diri sendiri!
2. Act quickly and wash the burned locations. 2. Bertindak cepat dan mencuci-lokasi yang dibakar.
3. Emergency call. 3. Panggilan darurat.
4. If there is a chemical burn of the digestive tract, particularly the mouth and throat, drink a lot of water. 4. Jika ada bahan kimia yang terbakar pencernaan cara banyak minum air.
5. Do not cause vomiting! 5. Jangan menyebabkan muntah!
Chest Compression Kompresi Dada
(see Resuscitation) (lihat hal menyadarkan)
Danger Zone (Rescue) Bahaya Zona
1. Grip execution: Position one arm of the injured in front of his/her chest, and get behind him/her. 1. Pegangan pelaksanaan: Posisi satu lengan yang terluka di depan dia dada, dan menyokong dia.
2. Put your hands under the shoulders of the wounded, grabbing the angled arm. 2. Letakkan tangan anda di bawah bahu dari luka, perebutan di sudut lengan.
3. Pull back and carry the person into safety. 3. Tarik kembali dan membawa orang ke keselamatan.
Diabetic Coma Diabetes Coma
Blood sugar level is too high (resp. lack of insulin). Tingkat gula darah terlalu tinggi (resp. kekurangan insulin).
Symptoms: Thirst, frequent urination, nausea, vomit. Breath smells of fruits/wine. Gejala: haus, sering kencing, mual, muntah. Nafas bau buah / anggur.
1. Call emergency. 1. Panggilan darurat.
2. Support casualty (if confirmed as diabetic) taking insulin. 2. Dukungan tewas (jika memastikan diabetes) mengambil insulin.
3. Recovery position. (No further possibilities for the first aider.) 3. Posisi pemulihan. (Tidak lebih jauh untuk pertama aider.)
4. Monitor the condition of the casualty until emergency doctor arrives. 4. Memantau kondisi darurat yang tewas sampai dokter datang.
Diarrhoea Cair
Reaction to contaminated food, infection of intestine or disorder. Stool is diluted, slimy or bloody. Keadaan kurang sehat makanan, infeksi usus atau kekacauan. Kotoran dicairkan, berlendir atau berdarah.
1. Danger for the circulation because of dehydration and loss of salt! 1. Bahaya untuk sirkulasi karena dehidrasi dan hilangnya garam!
2. Give liquids (tea, water). 2. Berikan cairan (teh, air).
3. If there are strong disorders call the emergency doctor. 3. Jika ada gangguan kuat panggilan darurat dokter.
Drowning Tenggelam
1. Call emergency. Ask people next to you for help. 1. Panggilan darurat. Tanya orang di sebelah Anda untuk membantu.
2. Rescue person out of water! 2. Menyelamatkan orang dari air!
3. If casualty is breathing: Recovery position. Keep him/her warm (cover). Monitor condition until emergency doctor arrives. 3. Jika mangsa bernafas: Pemulihan posisi. Jauhkan dia hangat (penutup). Memantau kondisi darurat sampai dokter datang.
4. If casualty is not breathing: Immediately start with resuscitation! (Ejecting water from the lungs is useless.) 4. Jika mangsa tidak bernafas: Segera mulai dengan hal menyadarkan! (Mengeluarkan air dari paru-paru adalah sia-sia.)
Electricity Accident Kecelakaan Listrik
1. Firstly interrupt the electricity supply! 1. Pertama menghentikan pasokan listrik!
Danger: Unconsciousness, apnoea. Bahaya: ketidaksadaran, apnoea.
2. A - Unconsciousness with breathing 2. A - bernafas dengan ketidaksadaran
3. B - Unconsciousness without breathing 3. B - ketidaksadaran tanpa bernafas
Emergency Call Panggilan darurat
1. Dial 112 with the next available phone (USA: 911). Always possible and for free! Do not hesitate to call for an ambulance! On the phone you must provide the following information: What has happened - Where (accident place) - How many casualties - What kind of injuries. Afterwards wait for further instructions or queries. 1. Dial 112 berikutnya tersedia dengan telepon (USA: 911). Selalu mungkin dan gratis! Jangan ragu untuk panggilan ambulans untuk! Pada telepon, Anda harus memberikan informasi berikut: Apa yang telah terjadi - Di mana (tempat kejadian) - Berapa banyak korban jiwa - apa saja yang cedera. Setelah menunggu untuk pertanyaan lebih lanjut.
Epilepsy Epilepsi
Rigid body, clenched fists, pressed jaw, twitching in limbs or face. Rolling eyes. Salivation. Unconsciousness possible. Kaku tubuh, clenched fists, pres rahang, twitching di anggota badan atau wajah. Rolling mata. Hal keluar air liur. Ketidaksadaran mungkin.
1. Do not hold the casualty or restrain their movement. 1. Jangan pegang mangsa atau menahan gerakan mereka.
2. Lay the casualty on a soft base (cushion), remove close objects to prevent self-injury. 2. Meletakkan tewas pada dasar lunak (bantalan), menghapus objek dekat untuk mencegah diri-luka.
3. Calm down the casualty. Loosen clothing, provide freedom to breath. 3. Tenanglah yang tewas. Kendurkan pakaian, memberikan kebebasan nafas.
4. If casualty vomits, turn their head to the side so that vomit can drain. 4. Jika mangsa vomits, kepala mereka berbelok ke samping yang dapat mengalirkan muntah.
5. Keep airways clear. Danger of swallowing the tongue. 5. Jauhkan Airways jelas. Bahaya menelan lidah.
6. Recovery Position + Emergency call. Continue monitoring the casualty's condition. 6. Posisi pemulihan panggilan darurat. Terus memantau kondisi tewas.
7. Keep other people at distance. 7. Menjaga jarak pada orang lain.
Eye Injury Mata Cidera
1. Leave object in the eye of casualty, do not remove it. 1. Biarkan objek dalam mata dari mangsa, tidak menghapusnya.
2. Keep eyes motionless to avoid further injuries. Do not touch the eye. 2. Jauhkan mata bergerak lebih lanjut untuk menghindari kecelakaan. Jangan sentuh mata.
3. If eye is bleeding, cover it with a compress or a sterile gauze. 3. Jika mata adalah pendarahan, menutupinya dengan kompres atau kawat kasa steril.
4. Cool the eye with a cold pad (reduces swelling, bleeding stops quicker). 4. Sejuk mata dengan dingin pad (mengurangi pembengkakan, pendarahan berhenti cepat).
5. Emergency call or drive casualty to hospital yourself. 5. Panggilan darurat ke rumah sakit atau kendaraan sendiri.
Fracture Retak
Symptoms: Unnatural position and movability of bone. Deformation. Painful movement, touch-sensitive. Gejala: tidak wajar dan posisi movability dari tulang. Deformasi. Gerakan sakit, sentuh sensitif.
1. Avoid movements! 1. Hindari pergerakan!
2. Emergency call. 2. Panggilan darurat.
3. Immobilize the fractured bone, i.e. bolster material around bone tightly. Keep position of the bone. 3. Melumpuhkan yang fractured tulang, yaitu sekitar tulang menunjang bahan rapat. Jauhkan posisi dari tulang.
4. If fracture is open, cover the wound with sterile material. 4. Jika patah tulang terbuka, menutup luka steril.
Frostbite mild Morale ringan
Paleness, swellings. Danger for blood supply. Kepucatan, swellings. Bahaya untuk pasokan darah.
1. Move casualty into a warm area. 1. Bawa tewas di wilayah yang hangat.
2. Get away from cold, remove cold clothes, dry person. 2. Menyelamatkan diri dari dingin, pakaian menghapus dingin, kering orang.
3. Warm up with lukewarm water and with body heat of the helper. 3. Hangat dengan air hangat-hangat kuku dan dengan badan panas dari penolong.
4. Give warm drink (tea). No alcohol! 4. Beri minuman hangat (teh). Tidak ada alkohol!
Frostbite severe Morale parah
Cold hard skin, grey-white, blistering, tissue dies off. Danger for blood supply! Kulit dingin keras, abu-abu-putih, blistering, jaringan mati tidak aktif. Bahaya untuk pasokan darah!
1. Go to warm area. 1. Ke kawasan hangat.
2. Wound treatment/covering. 2. Perawatan luka / meliputi.
3. Give a sugary drink. 3. Berikan gula minum.
4. Do not rub the casualty to warm them! 4. Jangan menggilap casualty yang hangat!
5. Emergency call. 5. Panggilan darurat.
Heart Attack Heart Attack
Heavy, more than 5 min lasting pressure and pain in the chest, particularly radiating in the arms/shoulders. Anxiety, paleness, cold sweat. Possibly nausea, shortness of breath. Berat, lebih dari 5 menit kekal tekanan dan sakit pada dada, terutama memancarkan di lengan / bahu. Kegelisahan, kepucatan, keringat dingin. Kemungkinan mual, sesak nafas.
1. Emergency call! Point out the supposed heart attack. 1. Panggilan darurat! Poin yang diduga serangan jantung.
2. Position with the upper body elevated. Loosen tight clothing. Do not give drugs or drinks. 2. Posisi atas tubuh ditinggikan. Kendurkan pakaian ketat. Jangan memberikan obat atau minuman.
3. Talk calmly to the person concerned. 3. Bicara calmingly kepada yang bersangkutan.
4. Control consciousness and breathing. 4. Kesadaran dan kontrol pernafasan.
5. Give aspirin if available. 5. Berikan aspirin jika tersedia.
6. If person becomes unconscious, start resuscitation. 6. Jika orang mendapatkan sadar mulai dengan hal menyadarkan.
Hyperglycaemia (sugar) Hyperglycaemia (gula)
(see Diabetic Coma) (lihat diabetes Coma)
Hypoglycaemia (low sugar) Hypoglycaemia (rendah gula)
Blood sugar level is below minimum value (because of overdose of insulin or insufficient intake of food). Gula darah di bawah nilai minimum (karena lebih dari insulin atau tidak cukup asupan makanan).
Symptoms: Paleness, nervousness, hunger, shivering, sweating. Gejala: kepucatan, nervousness, kelaparan, menggigil, keringat.
1. Make sure that the person is a diabetic (look for a diabetic badge). 1. Pastikan bahwa orang adalah diabetes (mencari diabetes lencana).
2. Emergency call. 2. Panggilan darurat.
3. Give a sugary drink and dextrose/glucose (if there are no problems in swallowing). 3. Berikan minum dan gula dekstrosa / glukosa (jika tidak ada masalah dalam menelan).
4. If person is conscious and breathing: Recovery position. Monitor breathing of the person. If apnoea appears, start with breath giving. 4. Jika orang sedar dan bernafas: Pemulihan posisi. Memantau pernafasan dari orang. Jika apnoea muncul, mulailah dengan memberikan nafas.
5. If there is breathing, you can put a lump of sugar into the cheek pouch, push from outside against it. 5. Jika ada kesempatan, Anda dapat mengajukan bongkah gula ke dalam kantong pipi, mendorong dari luar terhadap itu.
Hyperthermia (hot body) Hyperthermia (panas badan)
Thirst, weakness, disorientation, nausea, confusion, strong sweating, hot skin. Haus, kelemahan, disorientasi, mual, kebingungan, kuat berkeringat, panas kulit.
1. Emergency call. 1. Panggilan darurat.
2. Find a cool shady place (room with air conditioning preferable). 2. Menemukan tempat teduh sejuk (kamar dengan kondisi udara lebih baik).
3. Lay down person, elevate legs. Loosen clothing. 3. Meletakkan orang, mengangkat kaki. Kendurkan pakaian.
4. Cool skin with cold water or lay on cold towels. 4. Tenang kulit dengan banyak air dingin atau mengadakan handuk.
5. Give plenty of water or juices to drink. 5. Memberikan banyak juices atau air minum.
Hypothermia (cool body) Hypothermia (sejuk tubuh)
Cold shiver, drowsiness, exhaustion up to unconsciousness. Cold pale skin. Slow pulse, weak heartbeat. Dingin menggigil, kesadaran, kelelahan, hingga tidak sedar diri. Cole kulit pucat. Lambat berdebar-debar, denyut jantung lemah.
1. Go to a warm area/room. 1. Pergi ke daerah yang hangat / kamar.
2. Call emergency. 2. Panggilan darurat.
3. Increase body temperature (cover and body-to-body-contact). 3. Berhenti dampak dingin. Kenaikan suhu tubuh (penutup dan badan-badan-ke-kontak).
4. Remove wet clothes and put on warm clothes. Cover with blankets or other covers. Cover the head. 4. Hapus pakaian basah dan mengenakan pakaian hangat. Dimasukkan ke dalam penutup. Penutup kepala.
5. Give hot tea, soup or hot water to drink. No alcohol! Keep person awake. 5. Berikan panas teh, sup panas atau air minum. Tidak ada alkohol! Jauhkan orang bangun.
6. Monitor casualty's condition until emergency doctor arrives. If person becomes unconscious, initiate resuscitation: 6. Korban memantau kondisi darurat sampai dokter datang. Jika orang mendapatkan ketidaksadaran, melakukan hal menyadarkan:
7. A - Unconsciousness with breathing 7. A - bernafas dengan ketidaksadaran
8. B - Unconsciousness without breathing 8. B - ketidaksadaran tanpa bernafas
Ice Rescue Es Rescue
Pay attention to your own safety. Danger: Drowning, Hypothermia. Perhatikan keselamatan Anda sendiri. Bahaya: tenggelam, Hypothermia.
1. Ask other people for help. Call for an emergency ambulance. 1. Penyelamatan melalui tangga, papan atau bar. Berat harus didistribusikan luas.
2. Rescue via ladder, board or bar. Weight must be distributed evenly. 2. Meminta orang lain untuk membantu. Mari panggilan ambulan kecemasan.
3. Crawl carefully on your front along the support (if possible roped to a stable point) with a pole or similar tool. 3. Penjelajahan dengan hati-hati di perut Anda (jika mungkin ikat atas) dengan alat ini ke pelanggaran.
4. Reach to the person with the pole or other tool (not your hand!), encourage him/her to take hold of it and pull him/her out. 4. Tangan yang tewas pada jarak alat (tidak tangan Anda!) Dan tarik dia keluar.
5. Crawl backwards back to the edge. 5. Penjelajahan ke belakang kembali ke jurang.
6. First-Aid measures. 6. Pertama-Bantuan tindakan.
7. Self-rescue possible: If ice is solid, you can distribute your weight on the ice and pull yourself out. Crawl flat on your front to the edge. If ice is fragile, try to break the ice piece by piece up to the edge. 7. Cukup penyelamatan dapat dilakukan: Jika Anda solid es adalah Anda dapat mendistribusikan berat pada es dan tarik keluar sendiri. Penjelajahan rata pada perut Anda ke jurang. Jika es yang rapuh, mencoba untuk memulai percakapan dengan sepotong sepotong sampai ke tepi.
Insect stings Insect Bites
Swelling, skin rash, burning feeling, weakness, difficult breathing, decreased consciousness, tachycardia. Bengkak, ruam kulit, rasa terbakar, kelemahan, sulit bernafas, penurunan kesadaran, tachycardia.
1. Remove sting carefully (with a tweezer). Do not squeeze the sting as this could inject more venom. 1. Hapus wartawan dengan hati-hati (dengan mencabut dgn penyepit). Jangan pemerasan yang sebagai alat ini dapat lebih memajukan kebencian.
2. Cool concerned spot (apply a cold compress). 2. Cool spot yang bersangkutan (menerapkan kompres dingin).
3. Concerned area should be kept lower than the heart to slow circulation of the venom. 3. Daerah yang bersangkutan harus dijaga lebih rendah dari jantung untuk memperlambat sirkulasi dari kebencian.
4. If stung in mouth/jaw area: Suck ice-cream, and apply a cold compress around throat. 4. Jika jahitan di mulut-rahang-daerah: menghisap es krim, dan menerapkan kompres dingin sekitar tenggorokan.
5. If severe problems, notably difficulty in breathing or decreased consciousness, occur, call an ambulance immediately. 5. Jika parah terjadi masalah panggilan ambulans.
Nosebleeding Nosebleeding
Burst small artery in the nose. Bursted arteri kecil di ujung hidung.
1. Sit the person down, leaning slightly forward. Keep head straight. 1. Pendarahan orang duduk, bersandar sedikit ke depan. Jauhkan kepala lurus.
2. Do not position the person flat, as head over height of heart slows down bleeding. 2. Jangan posisi rata orang, sebagai kepala lebih tinggi dari jantung memperlambat pendarahan.
3. Place cooling material round neck (wet cloth). 3. Dingin leher amplop.
4. Pinch nostrils together until bleeding stops (for 10 min). 4. Picit nostrils bersama sampai pendarahan berhenti (selama 10 menit).
5. Afterwards do not strain the nose (no snorting). 5. Setelah itu tidak menyiksa hidung (tidak snorting).
6. If severe problems occur or bleeding cannot be stopped, call emergency doctor. 6. Jika berat atau terjadi pendarahan tidak bisa dihentikan, dokter panggilan darurat.
Poisoning Keracunan
Confusion, hallucinations, enlarged pupils, fever, cramps. Unconsciousness. Kebingungan, hallucinations, murid besar, demam, keram. Ketidaksadaran.
1. Only give antidotes if you are accompanied by a trained medic. 1. Hanya memberikan antidotes jika Anda didampingi oleh seorang petugas medis.
2. Do not give drinks. Do not cause vomiting. 2. Jangan memberikan minuman. Jangan menyebabkan muntah.
3. Emergency call + point out the poisoning! 3. Panggilan darurat jalur yang keracunan!
4. Safeguard rest of poison and the vomit! 4. Menjaga bersandar dari racun dan muntah!
5. If casualty is conscious and breathing: Recovery position. Monitor condition until emergency doctor arrives. 5. Jika mangsa sedar dan bernafas: Pemulihan posisi. Memantau kondisi darurat sampai dokter datang.
6. If casualty is not breathing: Immediately start with resuscitation! Free mouth from vomit beforehand. 6. Jika mangsa tidak bernafas: Segera mulai dengan hal menyadarkan! Bebas dari muntah mulut sebelumnya.
Reanimation Kembali
(see Resuscitation) (lihat hal menyadarkan)
Recovery Position Pemulihan Posisi
1. Lay casualty on her/his back, straighten legs. Knee beside him/her. 1. Lay tewas pada akhir-nya kembali, meluruskan kaki. Selain bawah lutut.
2. Place arm nearest to you at a right angle to the body. 2. Lengan tempat terdekat untuk Anda di sudut kanan ke tubuh.
3. Pull arm furthest from you across the chest and place the back of the hand against cheek. 3. Tarik lengan terjauh dari Anda di dada dan tempat bagian belakang dari tangan terhadap pipi.
4. Get the far knee, pull it to your side, and lay it on the ground. Position the leg at a right angle. Keep casualty's hand under the cheek of the person. 4. Dapatkan jauh lutut, tarik ke samping, dan berlebih di lapangan. Posisikan kaki di sudut kanan. Jauhkan tewas di tangan pada pipi dari orang.
5. Make sure the airways are free. 5. Pastikan Airways bebas.
6. Open mouth slightly, and position the head to the side so that vomit can drain. Check breathing. 6. Buka mulut sedikit, dan posisi kepala ini cara yang dapat mengalirkan muntah. Periksa pernafasan.
7. Control the casualty's condition until the emergency doctor arrives. 7. Mengontrol tewas kondisi darurat sampai dokter datang.
Resuscitation Hal menyadarkan
# Heart Massage # Heart Kayak
1. Lay casualty on his/her back. Kneel beside person. 1. Lay tewas pada kembali. Berlutut di samping orang.
2. Bare the chest. 2. Jalan dada.
3. Place the heel of the hand in the middle of the chest (just over sternum). 3. Tempatkan bal tangan di tengah dada (sekitar tulang dada).
4. Place other hand on the back of the hand which is already in position. 4. Bal tempat lain di belakang tangan yang sudah dalam posisi.
5. Extend your arms and elbows. 5. Mengusir tangan anda dan elbows.
6. Press 5 cm deep into the person's chest (power comes from upper part of the body) and release. 6. Tekan 5 cm ke dalam dada orang (daya datang dari atas bagian tubuh) dan lepaskan.
7. Push 30 times in a row shortly and strongly! 7. Push-30 kali berturut-turut dan sangat segera!
# Breathing # Bernafas
1. Remove any substances out of mouth and throat. Stretch head backwards. 1. Hapus substansi dari mulut dan tenggorokan. Tegangkan kepala ke dalam leher.
2. Pinch the nose together, so that nose is closed. 2. Dorong sayap dari hidung bersama, sehingga hidung ditutup.
3. Take a deep breath and put your mouth onto the mouth of the casualty, that no air can leak. 3. Ambil nafas mendalam dan menempatkan Anda mulut ke mulut yang tewas, udara yang tidak dapat bocor.
4. Do mouth-to-mouth breathing two times (breath out slowly and fully). 4. Apakah mulut-ke-mulut-dua kali bernafas (nafas keluar perlahan-lahan dan sepenuhnya).
5. Afterwards do heart massage again. 5. Setelah melakukan pijat jantung lagi.
Repeat heart massage + mouth-breathing until the emergency doctor arrives. Ulangi jantung pijat pernafasan mulut-darurat sampai dokter datang.
Safeguard Accident Lapisan Kecelakaan
1. Stop your own car 50-100 m behind the accident site (if you are on a highway or country road). Switch on warning lights. Put on high visibility vest. 1. Berhenti Anda sendiri mobil 50-100 m di belakang lokasi kecelakaan (jika anda berada di dalam negara atau jalan raya). Aktifkan lampu peringatan. Mengenakan rompi visibilitas tinggi.
2. Position the warning triangle before the accident site. Attention: If accident is on a curve position the warning triangle before the curve! 2. Posisikan segitiga peringatan sebelum lokasi kecelakaan. Perhatian: Jika kecelakaan dalam posisi yang melengkung segitiga peringatan sebelum melengkung!
3. Ask other people for their help. 3. Meminta orang lain untuk membantu mereka.
4. Open the door of the accident car (if jammed, prise it open using a car jack). Turn off ignition. 4. Membuka pintu kecelakaan mobil (jika tegang, mengungkit itu buka menggunakan mobil jack). Menonaktifkan bensin.
5. Rescue the accident victim: Unstrap seat-belt, move seat backwards. Free the casualty out of the car by rescue grip. 5. Penyelamatan korban kecelakaan: ban-sabuk kursi, kursi bergerak mundur. Bebas yang tewas keluar dari mobil dengan penyelamatan pegangan.
6. Emergency call. 6. Panggilan darurat.
7. Proceed with first aid measures. 7. Lanjutkan dengan langkah-langkah pertama bantuan.
Shock Shock
Circulatory disorder by poor oxygen supply in the body. Peredaran darah kekacauan miskin oleh pasokan oksigen dalam tubuh.
Cause: Loss of fluid, reduced blood volume. Menyebabkan: Kehilangan cairan, mengurangi volume darah.
Symptoms: Paleness, cold skin, cold sweat, anxiety. Gejala: kepucatan, kulit dingin, keringat dingin, gelisah.
1. Eliminate the cause of the shock (e.g. stop the fluid loss, bind the wound)! 1. Menghilangkan penyebab kejutan (misalnya menghentikan hilangnya cairan tubuh, ikat luka)!
2. Lay the wounded person on a blanket, raising the legs. Calm the person. 2. Meletakkan luka pada selimut, posisi kaki atas. Menenangkan orang.
3. Emergency call. 3. Panggilan darurat.
4. If difficulties in breathing or consciousness, initiate resuscitation. 4. Jika dalam kesulitan atau bernapas kesadaran, melakukan hal menyadarkan.
Skull fracture Skull retak
Light bleeding from nose, mouth or ear. Often open wounds on skull. Cahaya bleedings dari hidung, mulut atau telinga. Sering membuka luka di kepala.
1. Keep the airways free. 1. Pastikan Airways gratis.
2. If conscious: Let the injured sit with head bowed forwards. Avoid further movements! 2. Jika sadar: Biarkan luka duduk dengan kepala tertunduk lurus. Hindari pergerakan lebih lanjut!
3. If unconscious: Recovery position (no pressure on wound of head). 3. Jika sadar: Pemulihan posisi (tidak ada tekanan pada luka kepala).
4. Emergency call. 4. Panggilan darurat.
5. Apply head bandage. 5. Terapkan kepala pembalut.
6. If difficulties in breathing or consciousness, initiate resuscitation. 6. Jika dalam kesulitan atau bernapas kesadaran, melakukan hal menyadarkan.
Snakebite Gigitan ular'
Puncture wound the size of a pin, severe pains, swelling, purple colour. Circulatory disturbance, danger of shock. Tanda baca luka dalam ukuran yang pin, rasa sakit parah, bengkak, warna ungu. Gangguan peredaran darah, bahaya kejutan.
1. Steady the wounded part of the body. 1. Luka yang stabil bagian dari tubuh.
2. Apply cold material around bite wound. 2. Terapkan dingin envelopes sekitar luka gigitan.
3. Take measures against shock. 3. Tindakan terhadap kejutan.
4. Emergency call. 4. Panggilan darurat.
SOS SOS
1. Signal: 3x short, 3x long, 3x short. 1. Musik: 3x pendek, 3x panjang, 3x pendek.
2. Optically (strobe light, flashlight), or acoustically (signal whistle, knocking). 2. Pengendalian (strobe lampu, senter), atau akustik (sinyal peluit, ketukan).
Spinal fracture Patah tulang belakang
(see Back Injury) (lihat Kembali Cidera)
Sprain + Strain Keseleo Strain
Pain, swelling (bruise), loss of function, deformation of the limb. Sakit, bengkak (memar), hilangnya fungsi, deformasi dari anggota badan.
1. Place the injured part of the body in the position most comfortable for the casualty. 1. Stabil yang terluka bagian tubuh hanya dalam posisi paling nyaman untuk tewas.
2. Cool (using ice packs). 2. Cool (es menggunakan paket).
3. If possible, position the injured part elevated. 3. Jika mungkin, posisi yang cedera ditinggikan.
4. Go to hospital or call emergency doctor. 4. Pergi ke rumah sakit atau dokter panggilan darurat.
Stroke Stroke
Sudden feeling of paralysis or numbness (face, arm, leg), disturbances in language understanding, vision problems, disturbed consciousness, severe headache. Problems in breathing and swallowing, loss of control over bladder and intestine. Tiba-tiba rasa kelumpuhan atau rasa (wajah, lengan, kaki), gangguan dalam pemahaman bahasa, masalah visi, kesadaran terganggu, sakit kepala parah. Permasalahan dalam bernafas dan menelan, kehilangan kontrol atas kandung kemih dan usus.
1. Emergency call! 1. Panggilan darurat!
2. Loosen tight clothing. Do not give drugs or drinks. 2. Kendurkan pakaian ketat, tidak memberikan obat atau minuman.
3. Sit or lay down person concerned comfortably. Calm him/her! 3. Duduk atau menetapkan orang yang bersangkutan nyaman. Tenang dia!
4. Control consciousness and breathing. 4. Kesadaran dan kontrol pernafasan.
5. If difficulties in breathing or consciousness, initiate resuscitation. 5. Jika dalam kesulitan atau bernapas kesadaran, melakukan hal menyadarkan.
Suffocation (Choking) Mati lemas
Insufficient oxygen supply. Trachea closed. Danger: Apnoea. Kurang pasokan oksigen. Batang tenggorok tertutup. Bahaya: Apnoea.
Symptoms: Wheezing respiratory noise, cough stimulus, shortness of breath, skin discolouration. Gejala: Wheezing pernafasan kebisingan, rangsangan batuk, sesak nafas, kulit warna.
1. Immediate action! Let the person concerned cough very strongly. 1. Tindakan segera! Biarkan yang bersangkutan batuk sangat kuat.
2. Strike strongly with a flat hand on the back between the shoulder blades (lay babies on your forearm, with head down). 2. Mogok sangat datar dengan tangan di belakang antara bahu Blades (meletakkan bayi di tangan Anda, dengan kepala bawah).
3. If without success: Stand behind person, arms around waist, bow slightly forward. 3. Jika sukses tanpa: Berdiri di belakang orang, lengan sekitar pinggang, busur sedikit maju.
4. Clench your fist, position it at height of person's stomach, and take it with your other hand. 4. Anda mengepalkan tinju, posisi di ketinggian seseorang perut, dan bawa dengan tangan Anda yang lain.
5. In embrace use both hands to give a hard blow upwards towards stomach (as if you would try to lift the person). 5. Dalam merangkul menggunakan kedua tangan untuk memberikan arah meniup keras ke atas perut (seperti Anda akan mencoba untuk mengangkat orang).
6. Repeat this up to 5 times! Airways should get free from object. 6. Ulangi ini sampai 5 kali! Airways harus bebas dari objek.
7. Emergency call. 7. Panggilan darurat.
8. If first aid measure is unsuccessful at first, keep on doing it until emergency doctor arrives. 8. Jika bantuan pertama adalah ukuran tetap belum berhasil melakukannya sampai darurat dokter datang.
Sunburn Berjemur
1. Remove affected person from direct sunlight. Avoid further sun. 1. Hapus orang yang terkena dampak langsung dari sinar matahari. Minggu menghindari lebih lanjut.
2. Drink much water to stop dehydration. 2. Minum banyak air untuk menghentikan dehidrasi.
3. If there is a serious sunburn (blisters, redness, pain), seek medical advice. 3. Jika ada yang serius terbakar Minggu (melecur apabila, kemerahan, rasa sakit), mencari nasihat medis.
4. If the skin is just lightly red, it can be cooled with wet compresses. Use after-sun lotion or gel. 4. Jika kulit hanya ringan merah, dapat didinginkan dengan envelopes basah. Gunakan setelah Minggu losion atau gel.
Sunstroke Mata
Hot red head, cool skin, sickness, headache, dizziness. Cause: Irritation of the cerebral membrane. Panas kepala merah, kulit dingin, sakit, sakit kepala, pusing. Menyebabkan: gangguan dari selaput otak.
1. Go to a cool place (shadow) and position the upper body of the person up. 1. Ke tempat yang sejuk (bayangan) dan posisi atas tubuh orang atas.
2. Cool the head with wet blankets. 2. Tenang kepala dengan selimut basah.
3. Emergency call, keep controlling the breathing. 3. Panggilan darurat, tetap mengendalikan bernafas.
4. If conscious: Give cool drink if applicable. 4. Jika sadar: Berikan minuman dingin jika berlaku.
5. If apnoea appears, start with breathing: 5. Jika apnoea muncul, mulai bernafas dengan:
6. Go on with Breath Giving! 6. Buka dengan Artikel Memberikan!
Swallow/Choking Swallow / Tercekik
(see Suffocation) (lihat mati lemas)
Traffic Accident Kecelakaan Lalu Lintas
(see Danger Zone) (lihat Bahaya Zona)
Unconsciousness with breathing Ketidaksadaran bernafas dengan
No reaction on loudly asking, no response on shaking. Breathing does exist. Tidak ada reaksi keras pada meminta, tidak ada respon pada getaran. Bernafas tidak ada.
1. If there are people next to you ask for help. 1. Jika ada orang-orang di sebelah Anda untuk meminta bantuan.
2. Recovery position. Open mouth and position head this way that vomit can drain. 2. Posisi pemulihan. Buka mulut dan posisi kepala ini cara yang dapat mengalirkan muntah.
3. Emergency call. 3. Panggilan darurat.
Unconsciousness without breathing Tidak sedar diri tanpa bernafas
1. No reaction of casualty, no breathing. 1. Tidak ada reaksi dari korban kecelakaan, tidak bernafas.
Initiate Resuscitation. Melakukan hal menyadarkan.
Vomiting Muntah
Arises from nausea. Stomach empties itself. Causes: Infection, poisoning, ulcer, drugs, bad food, pregnancy. Timbul dari mual. Perut empties sendiri. Penyebab: Infeksi, keracunan, maag, obat-obatan, makanan buruk, kehamilan.
1. Danger for the circulation because of dehydration and loss of salt! 1. Bahaya untuk sirkulasi karena dehidrasi dan hilangnya garam!
2. Give liquids (tea, water). 2. Berikan cairan (teh, air).
3. If there are strong disorders, bloody or continuous vomiting, call the emergency doctor. 3. Jika ada gangguan yang kuat, atau berdarah terus muntah panggilan darurat dokter.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

Langkah-langkah dasar

Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan bernapas, luka bakar atau kejutan. Baringkan penderita, dan selimuti agar tetap hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas. Apabila penderita muntah-muntah dan anda yakin bahwa tidak ada kemungkinan terdesak, hubungi dokter dan tanyakan langkah-langkah apa yang harus anda ambil sebelum dokter tiba di tempat si penderita. Periksalah keadaan penderita dengan teliti dan hati-hati, jangan melepas pakaian dari penderita luka bakar.

Jangan mencuci luka bakar tahap tiga (luka bakar tahap tiga adalah luka bakar yang telah merusak lapisan kulit yang terdalam). Segera balut luka dengan penutup steril. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas bagi penderita. Jangan mencoba menyadarkan orang yang pingsan dengan menampar wajahnya, menggoncang-goncangkan tubuhnya atau bahkan berteriak. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.

Menghentikan Pendarahan

Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka. Apabila luka terlalu lebar, mungkin anda harus menekan luka itu sendiri agar pendarahan segera terhenti. Tekan terus-menerus. Jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk melihat apakah pendarahan sudah berhenti. Kalau luka terdapat di kaki atau tangan,naikkan tangan atau kaki sehingga posisinya lebih tinggi dari kepala. Lakukan hali ini bila anda yakin tidak ada bahaya lain, karena ini akan mengurangi aliran darah. Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum berhenti, mungkin nadi atau pembuluh darah balik terputus, tekan nadi yang di dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain.

· Apabila luka di sekitar telapak tangan dan jari-jari tangan, tekan nadi di pergelangan tangan.

· Apabila luka terdapat di lengan, tekankan tangan anda pada nadi di ketiak, tekan pada bagian belakang telapak tangan anda, nadi yang terdapat di pangkal paha bagian depan agak ke bawah (selangkangan).

· Apabila luka terdapat di wajah, tekankan jari anda pada nadi di bawah rahang bawah.

· Apabila luka terdapat pada kulitt bagian atas kepala, tekan nadi di samping kepala tepat di depan telinga.

· Apabila luka terdapat di leher atau kepala bagian belakang, tekan nadi di leher di bawah telinga.

Gunakan semacam sapu tangan yang diikatkan pada nadi dekat bagian yang luka adalah cara lain untuk menghentikan pendarahan. Untuk luka di lengan, gunakan sapu tangan danlipat kira-kira selebar telapak tangan untuk mengikat lengan atas sedikit di bawah ketiak. Untuk luka di kaki, buat ikatan yang kuat sedikit di bawah pangkal paha. Ikatan sapu tangan ini hendaknya cukup kuat untuk menghentikan pendarahan. Lepas ikatan setiap sepuluh menit, selama satu menit. Jika pada saat dilepas tidak terjadi lagi pendarahan, jangan ikat lagi nadi tersebut.

Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut

Singkirkan segala sesuatu yang mungkin mengganggu pernafasan penderita, misalnya makanan, gula-gula atau lumpur. Baringkan penderita dalam posisi terlentang. Buka mulut penderita dengan cara menguakkan rahangnya. Jaga agar selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu dalam keadaan terbuka. Tutup lubang hidung penderita. Tiup mulut penderita dan lepaskan mulut anda dari mulut penderita serta perhatikan apakah mulut penderita mengeluarkan kembali udara yang anda tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi barangkali masih terdapat sesuatu yang menghalangi pernafasan di dalam mulut penderita. Untuk orang dewasa lakukan 12 tiupan selama satu menit, dan untuk anak-anak diperlukan 20 tiupan tiap menit.

Membantu Denyut Jantung

Lakukan pengurutan segera setelah jantung berhenti berdenyut. Letakkan kedua telapak tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di bagian paling bawah dada penderita. Tekan dengan telapak tangan bawah sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi tekanan. Lakukan 60 tekanan dalam 1 menit.

Penderita Schok/Terkejut

Apabila seseorang mengalami schok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan berkeringat. Nafasnya memburu. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih tinggi daripada kepala, kecuali apabila terdapat luka di kepalanya. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas untuknya. Berikan minuman tak beralkohol kepada penderita dengan menambahkan gula atau garam pada minuman tersebut, apabila penderita dalam keadaan benar-benar sadar. Ajaklah penderita bercakap-cakap atau bujuklah dengan kalimat-kalimat yang menyenangkan sambil menggenggam tangannya.

Tersedak Makanan

Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya dengan kedua tangan.biarkan kepala dan tubuh bagian atasnya menggantung kedepan.kepalakan salah satu tangan anda dan tekan kepala ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas pusat. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas. Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita.

Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata

Baringkan korban dan tuangkan air kedalam matanya untuk menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain kasa steril dan segera ke dokter. Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan bersih. Namun jika masih terasa tidak enak,Padahal benda asing tidak tampak,segeralah ke dokter. Jangan sekali-kali mengusap mata yang terkena bahan kimia atau serangga dengan tangan telanjang.

Digigit Binatang

Cucilah bekas gigitan dengan air yang mengalir,dan tangkaplah binatang yang mengigit korban untuk diperiksa, terutama anjing pembawa rabies.bagian tubuh yang biasa terkena kejang antara lain : jari kaki, jari tangan, hidung dan kuping. Penyebab utamanya karena kedinginan. Adapun gejalanya, kulit pucat atau kebiruan dan mati rasa pada bagian tertentu. Untuk mengatasinya, selimuti korban dengan kain hangat dan usahakan tetap kering (sebaiknya di dalam ruangan tertutup. Kemudian berilah air hangat, dan jangan sekali-kali menggunakan botol berisi air panas atau mendekatkan korban dengan kompor pemanas karena dapat mengakibatkan luka bakar. Biarkan korban istirahat,dan jika terasa sakit segera bawa ke dokter.

Kemasukan Benda Di Hidung atau Telinga

Benda jangan didorong ke dalam, bila hendak mengeluarkannya.jangan mencoba mengeluarkan benda yang keras dan licin seperti kelereng. Namun bila bendanya empuk dan letaknya tidak terlalu dalam dapat dikeluarkan dengan pinset . Cara lain adalah dengan menyuruhnya bersin. Jika benda tetap bersarang, sebaiknya segera dibawa ke dokter.

Keracunan

Berilah minum (air biasa,susu ,atau kelapa )sebanyak mungkin hingga korban bisa muntah, dan bawalah ke dokter.meski demikian, tidak selalu korban muntah.

Kram Panas

Orang yang bekerja di tempat panas, biasanya mengalami kram pada bagian tubuhnya. Untuk mencegahnya, usahakan agar mereka banyak minum air dingin yang diberi sedikit garam. Adapun gejala orang terkena kram panas, biasanya kaki dan punggung terasa kaku, serta sulit bernafas mengatasinya dengan memindahkan korban keruangan dingin dan berilah minum air dingin tambahkan sedikit garam sambil dipijat bagian tubuhnya yang kaku.

Luka Bakar

Berilah air dingin atau es ditempat yang terbakar, jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa sakit hilang. Jika lukanya sudah melepuh, lepaskan semua pakaiannya tutup dengan kain dingin hingga sakitnya hilang, kemudian bawa ke rumah sakit.

Luka Infeksi

Kompreslah dengan air garam panas, agar nanah segera keluar. Namun jika kelenjar di ketiak dan dan selangkangannya terasa sakit, segera bawa ke dokter karena infeksi sudah menjalar serius.

Luka Lecet dan Tersayat

Cucilah dengan air dan sabun, dan tutuplah luka dengan plester atau band aid, tensoplast. Namun jika luka besar, harus segera ditangani dokter.

Patah Tulang

Lindungilah agar dapat menyelamatkan korban dan luka yang lebih parah. Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika belum mahir melakukannya. Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras. Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter. Patah tulang selangka, balut seperti balutan ransel, dan segera bawa ke dokter. Adapun patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum memperoleh pertolongan dokter.

Pendarahan

Kompreslah luka dengan kain suci hama hingga pendarahan berhenti, atau angkatlah bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya. Untuk pendarahan berat, cepatlah tekan lukanya kuat-kuat dengan kain bersih, kemudian bersihkandan balut sebelum membawanya ke dokter.

Pingsan

Baringkan korban di tempat tidur atau di lantai, agar korban tidak melukai dirinya. Lepaskan baju yang melekat pada dirinya, letakkan kepala menghadap samping dan jangan letakkan benda kasar diantara giginya. Jika sawan tidak segera berhenti, segeralah ke dokter.

Sengatan Matahari

Hindarkan korban dari shock dan segera pindahkan ke ruangan dingin namun jangan sampai badannya terlalu kedinginan. Kalau mukanya nampak merah, letakkan kepalanya agak tinggi, dan sebaiknya kalau mukanya nampak pucat, letakkan kepalanya lebih rendah. Bila kulit menegang, gosoklah dengan salep anti sengatan matahari. Jika kulit panas sekali hingga melepuh, sebaiknya dirawat dokter.

Sengatan Serangga

Bekas sengatan lebah, biasanya berbahaya jika terpegang jari karena kemungkinan masih mengandung bisa. Sebaiknya menggunakan pinset. Bekas gigitan lebah, berilah salmiak atau ammonium untuk menghilangkan gatal dan mencegah bengkak. Namun jika bengkak telah muncul, kompreslah segera dengan es. Jika korban alergi terhadap sengatan serangga tertentu, segeralah meminta pertolongan dokter.

Schok

Schok biasanya terjadi bersamaan dengan kehilangan darah amat banyak, kesulitan pernapasan, terbakar dan lain-lainnya. Gejala penyakit ini dapat menyerang siapapun dan di manapun. Untuk schok karena aliran listrik, segeralah putuskan hubungan strum. Kemudian jauhkan korban dari aliran listrik tersebut, dan bantulah pernafasan dengan “bantuan mulut ke mulut”. Jika korban tampak kedinginan, berilah selimut. Sebaiknya jika kepanasan sinar matahari, lindungilah di tempat yang teduh.

Tenggelam

Jika mungkin, berilah korban bantuan nafas lewat mulutnya ketika masih dalam air, dan begitu keluar dari air. Bila perut korban nampak kembung, letakkan korban di atas perut dan tangan di bawah perutnya untuk mengangkat korban. Jika korban tidak bergerak, maka harus segera diberi bantuan nafas di rumah sakit, karena harus dilakukan oleh yang ahli.

Terkilir

Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya, untuk mencegah pembengkakan dan pendarahan dari dalam, lalu segera meminta pertolongan ahli atau dokter. Khusus untuk lutut yang terkilir, segera bawa ke dokter, karena jika ditangani oleh yang kurang professional, akan berakibat buruk di kemudian hari.

Tertelan

Tidak perlu memberinya minuman atau makanan banyak atau bahkan obat murus untuk mencuci perut korban. Perhatikan, apakah benda tersebut telah ada pada kotoran yang dibuangnya. Namun bila muntah-muntah dan perutnya terasa sakit dan tertahan di leher, korban harus segera dibawa ke dokter.

Pencegahan Penyakit

Setiap orang dapat melakukan pencegahan penyakit terutama dengan memelihara kebersihan (sanitasi) lingkungan dan menu makanan. Sebab banyak kasus menunjukkan bahwa infeksi yang sering terjadi pada sistem pencernaan, ditularkan dari orang ke orang hanya karena yang tercemar sanitasi yang buruk dan makanan.



PDF | DOC

p3k di alam terbuka

I. PENDAHULUAN

Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.

Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

II. DEFINISI

Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:

1.

Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
2.

Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.

III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

a. Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:

1.

Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2.

Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.

Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

b. Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :

1. Jangan Panik

Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.

Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

1.

Pendarahan.

Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

5. Perhatikan tanda-tanda shock.

Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.

6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.

Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.

7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya:

a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.

Gejala

*

Perasaan limbung
*

Pandangan berkunang-kunang
*

Telinga berdenging
*

Nafas tidak teratur
*

Muka pucat
*

Biji mata melebar
*

Lemas
*

Keringat dingin
*

Menguap berlebihan
*

Tak respon (beberapa menit)
*

Denyut nadi lambat

Penanganan

1.

Baringkan korban dalam posisi terlentang
2.

Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3.

Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4.

Beri udara segar
5.

Periksa kemungkinan cedera lain
6.

Selimuti korban
7.

Korban diistirahatkan beberapa saat
8.

Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan

b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.

Gejala dan tanda dehidrasi

Dehidrasi ringan

*

Defisit cairan 5% dari berat badan
*

Penderita merasa haus
*

Denyut nadi lebih dari 90x/menit

Dehidrasi sedang

*

Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
*

Nadi lebih dari 90x/menit
*

Nadi lemah
*

Sangat haus

Dehidrasi berat

*

Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
*

Hipotensi
*

Mata cekung
*

Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
*

Kejang-kejang

Penanganan

*
1.

Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2.

mengganti elektrolit yang lemah
3.

Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4.

Memberantas penyebabnya
5.

Rutinlah minum jangan tunggu haus

c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.

Gejala

*

Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
*

Terdengar suara nafas tambahan
*

Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
*

Irama nafas tidak teratur
*

Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
*

Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

Penanganan

1.

Tenangkan korban
2.

Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3.

Posisikan ½ duduk
4.

Atur nafas
5.

Beri oksigen (bantu) bila diperlukan

d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.

Gejala

*

Kepala terasa nyeri/berdenyut
*

Kehilangan keseimbangan tubuh
*

Lemas

Penanganan

1.

Istirahatkan korban
2.

Beri minuman hangat
3.

beri obat bila perlu
4.

Tangani sesuai penyebab

e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.

Gejala

*

Perut terasa nyeri/mual
*

Berkeringat dingin
*

Lemas

Penanganan

1.

Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2.

Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.

Jangan beri makan terlalu cepat

f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.

Gejala

*

Nyeri di dada
*

Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
*

Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
*

Denyut nadi tak teraba/lemah
*

Gangguan nafas
*

Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
*

Kepala terasa ringan
*

Lemas
*

Kulit berubah pucat/kebiruan
*

Keringat berlebihan

Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.

Penanganan

1.

Tenangkan korban
2.

Istirahatkan
3.

Posisi ½ duduk
4.

Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5.

Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6.

Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7.

Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

f. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.

Gejala

*

Seolah-olah hilang kesadaran
*

Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
*

Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas

Penanganan

1.

Tenangkan korban
2.

Pisahkan dari keramaian
3.

Letakkan di tempat yang tenang
4.

Awasi

g. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.

Gejala

*

Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
*

Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
*

Kadang disertai pusing

Penanganan

1.

Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2.

Tenangkan korban
3.

Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4.

Diminta bernafas lewat mulut
5.

Bersihkan hidung luar dari darah
6.

Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

h. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.

Gejala

*

Nyeri pada otot
*

Kadang disertai bengkak

Penanganan

1.

Istirahatkan
2.

Posisi nyaman
3.

Relaksasi
4.

Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

i. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.

Gejala

*

Warna kebiruan/merah pada kulit
*

Nyeri jika di tekan
*

Kadang disertai bengkak

Penanganan

1.

Kompres dingin
2.

Balut tekan
3.

Tinggikan bagian luka

J. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Gejala

*

Bengkak
*

Nyeri bila tekan
*

Kebiruan/merah pada derah luka
*

Sendi terkunci
*

Ada perubahan bentuk pada sendi

Penanganan

1.

Korban diposisikan nyaman
2.

Kompres es/dingin
3.

Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4.

Tinggikan bagian tubuh yang luka

k. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.

Gejala

*

Terbukanya kulit
*

Pendarahan
*

Rasa nyeri

Penanganan

1.

Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2.

Tutup luka dengan kasa steril/plester
3.

Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4.

Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:

1.

Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
*

Keluarkan tanpa menyinggung luka
*

Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
*

Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2.

Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

l. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara

1.

Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll

1.

Fisika:

*

Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
*

Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi

1.

Kimia: Obat-obatan
2.

Biokimia: vitamin K
3.

Elektrik: diahermik

m. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian

Gejala

*

Perubahan bentuk
*

Nyeri bila ditekan dan kaku
*

Bengkak
*

Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
*

Ada memar (jika tertutup)
*

Terjadi pendarahan (jika terbuka)

Jenisnya

*

Terbuka (terlihat jaringan luka)
*

Tertutup

Penanganan

1.

Tenangkan korban jika sadar

Untuk patah tulang tertutup

1.
1.

Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)

Sensasi (respon nyeri)

Sirkulasi (peredaran darah)

1.
1.

Ukur bidai disisi yang sehat
2.

Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3.

Pasang bantalan didaerah patah tulang
4.

Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5.

Ikat bidai
6.

Periksa GSS

Untuk patah tulang terbuka

1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat

2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin

3.Ikat dengan ikatan V

4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup

*
1.

Tujuan Pembidaian

1.
1.
1.

Mencegah pergeseran tulang yang patah
2.

memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3.

mengurangi rasa sakit
4.

Mempercepat penyembuhan

n. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)

Penanganan

1.

Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2.

Perhatikan keadaan umum penderita
3.

Pendinginan

*

Membuka pakaian penderita/korban
*

Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air

1.

Mencegah infeksi
*

Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
*

Penderita dikerudungi kain putih
*

Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
2.

Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3.

Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
4.

Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5.

Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.

o. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin

Gejala

*

Menggigil/gemetar
*

Perasaan melayang
*

Nafas cepat, nadi lambat
*

Pandangan terganggu
*

Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat

Penanganan

1.

Bawa korban ketempat hangat
2.

Jaga jalan nafas tetap lancar
3.

Beri minuman hangat dan selimut
4.

Jaga agar tetap sadar
5.

Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)

p. Keracunan makanan atau minuman

Gejala

*

Mual, muntah
*

Keringat dingin
*

Wajah pucat/kebiruan

Penanganan

1.

Bawa ke tempat teduh dan segar
2.

Korban diminta muntah
3.

Diberi norit
4.

Istirahatkan
5.

Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

q. Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:

*

Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
*

Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:

1. Gigitan Ular

Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:

*
1.

Hematotoksin (keracunan dalam)
2.

Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3.

Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)

Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.

Penanganan untuk Pertolongan Pertama:

1.

Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2.

Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3.

Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
*

Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
*

Letakkan daerah gigitan dari tubuh
*

Berikan kompres es
*

Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
4.

Perawatan luka
*

Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
*

Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
5.

Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
6.

Perbaikan sirkulasi darah
*

Kopi pahit pekat
*

Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
*

Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
7.

Obat-obatan lain
*

Ats
*

Toksoid tetanus 1 ml
*

Antibiotic misalnya: PS 4:1

2. Gigitan Lipan

Ciri-ciri

1.

Ada sepasang luka bekas gigitan
2.

Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam

Penanganan

1.

Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2.

Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik

3. Gigitan Lintah dan Pacet

Ciri-ciri

1.

Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan

1.

Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2.

Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.

Perhatian:

*

Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
*

Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

V. EVAKUASI KORBAN

Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi

1.
1.

Dilakukan jika mutlak perlu
2.

Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.

Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian

Alat Pengangutan

Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

1. Manusia

Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.

Bila satu orang maka penderita dapat:

*

Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
*

Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
*

Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas
*

Dipanggul/digendong
*

Merayap posisi miring

Bila dua orang maka penderita dapat:

Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.

*

Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
*

Model membawa balok
*

Model membawa kereta

2. Alat bantu

*

Tandu permanen
*

Tandu darurat
*

Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
*

Tali/webbing

Persiapan

Yang perlu diperhatikan:

1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian

2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi

3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut

4. Memilih alat

5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar

VI. FARMAKOLOGI

Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini hanya sekedar obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka.

NO


Nama Obat


Kegunaan

1
CTM Alergi, obat tidur

2
Betadine Antiseptik

3
Povidone Iodine Antiseptik

4
Neo Napacyne Asma, sesak nafas

5
Asma soho Asma,sesak nafas

6
Konidin Batuk

7
Oralit Dehidrasi

8
Entrostop Diare

9
Demacolin Flu, batuk

10
Norit Keracunan

11
Antasida doen Maag

12
Gestamag Maag

13
Kina Malaria

14
Oxycan Memberi tambahan oksigen murni

15
Damaben Mual

16
Feminax Nyeri haid

17
Spasmal Nyeri haid

18
Counterpain Pegal linu

19
Alkohol 70% Pembersih luka/antiseptic

20
Rivanol Pembersih luka/antiseptic

21
Chloroetil (obat semprot luar) Pengurang rasa sakit

22
Pendix Pengurang rasa sakit

23
Antalgin Pengurang rasa sakit, pusing

24
Paracetamol Penurun panas

25
Papaverin Sakit perut

26
Vitamin C Sariawan

27
Dexametason Sesak nafas

Sumber : Materi Latihan PP Ospek. KSR PMI Unit UNSOED Purwokerto.2006

VII. PENUTUP

Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

Referensi:

Diktat:

Green Corps of English, Materi Pendidikan Dasar, DIII Bahasa Inggris UNSOED, Purwokerto

Korps Sukarela PMI Unit UNSOED, Materi Latihan PP OSPEK, Purwokerto. 2006

Pra dan Orientasi Shio Ular XX, Pertolongan Pertama di Alam Terbuka

Wahyu Handoko, Arianto, Aku Seorang Pecinta Alam, Materi Pendidikan Dasar, Yogyakarta. 1992